RUPA MATA

RUPA MATA

  • Nasional
  • Daerah
  • Regional
  • Budaya & Seni
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Advertorial
  • Politik
  • Kesehatan
  • Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Opini
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Beranda
  • Opini

September Hitam : Pembunuhan Munir Catatan Luka Demokrasi

Oleh Redaksi
08 September

Oleh: Rizal
Mahasiswa Pascasarjana IAIN Parepare

RUPAMATA.ID,PAREPARE--Di negeri yang kaya ini kepintaran bukan lagi dikatakan sebagai keberkahan dan anugerah, Tetapi bisa dicap sebagai ancaman bagi yang berbuat kedzaliman.

Di Indonesia banyak lahir tokoh-tokoh revolusioner penentang atas ketidakadilan. Beberapa gagasan terlahir dari pada pemikiran yang kritis serta hati yang peduli terhadap perbaikan bumi pertiwi. 

Salah satunya mengisahkan seorang tokoh aktivis yang memperjuang Hak Asasi Manusia yang sampai detik ini masih kita ingat dan terus dilanjutkan perjuangannya. Namanya adalah Munir yang sudah tidak terdengar asing lagi namanya dikalangan para mahasiswa dan para aktifis. 

Munir dikenal sebagai aktivis HAM yang ditakuti pemerintah pada zamannya karna beberapa perjuangan gerilya berkonstribusi dan aktif sebagai pendiri lembaga swadaya masyrakat komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (KontraS). 

Akibat daripada gerakan ini, Munir dicap sebagai ancaman bagi pemerintahan terutama pada masa rezim zaman orde baru yang begitu panjang dan menyisakan beberapa luka bagi pihak korban. Walaupun pada masa itu sudah mendapatkan puncak keemasan namun beberapa hal menyakitkan masih dirasakan beberapa masyarakat yang mengenang masa-masa itu dengan serba keterbatasan seperti hak bersuara dan kritikan yang dibatasi. 

Segala hal yang bersifat diskusi dan hal yang dapat memicu unjuk rasa dan demonstrasi bisa dituduh subversif dan menjadi ancaman mengganggu stabilitas pemerintahan. Beberapa tindakan represif yang terjadi pada masa itu masih menyisakan luka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan beberapa diantaranya diduga adanya kasus penculikan yang sampai hari ini beberapa diantaranya belum menemui jasad untuk dikebumikan dengan layak. 

Dengan kehadirannya adalah sebagai penuntun dan penutut ia juga sebagai pelita ditengah kegelapan yang memberikan gambaran terhadap orang awam betapa rapuhnya perlindungan warga didalam negeri ini dan betapa mirisnya implementasi nilai-nilai HAM yang ada dinegerinya sendiri. 

Munir berhasil mengungkap beberapa Kasus Pelanggaran HAM dan terlibat langsung dalam menangani dan mengadvokasi beberapa kasus pelanggaran HAM seperti kasus penculikan aktivis, penembakan mahasiswa di Trisakti dan Semanggi, serta kasus-kasus lain yang melibatkan kekerasan terhadap masyarakat sipil. 

Selain itu Munir juga melontarkan beberapa kritikan atas tindakan represif dan kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap masyarakat sipil, termasuk penggunaan kekerasan berlebihan dan penangkapan sewenang-wenang. Munir juga menentang Pembatasan Kebebasan Berpendapat dan kebebasan pers yang dilakukan oleh pemerintah pada zaman Orde Baru, yang dianggap sebagai upaya untuk menekan kritikan dan oposisi.

Munir juga ikut berperan aktif mengadvokasi Hak-Hak Buruh memperjuangkan keadilan bagi kaum buruh yang tertindas. Kritikan-kritikan Munir ini dianggap sebagai ancaman bagi pemerintah Orde Baru karena Mengungkap Kelemahan Pemerintah Kritikan Munir mengungkap kelemahan pemerintah dalam menangani kasus-kasus pelanggaran HAM dan menekan kebebasan berpendapat. 

Munir juga menjadi kiblat memberikan energi bagu Gerakan Oposisi dan emonstrasi yang menuntut perubahan politik dan ekonomi di Indonesia hingga beberapa perjuangan sampai hari ini kita menikmati masa transformasi dari reformasi ke Demokrasi. 

Dari perjuangan gagasan yang diperjuangkan Munir mengajarkan kita bahwa Kedaulatan rakyat diatas segalanya dan penegakan HAM harus diberikan perhatian lebih karna HAM adalah sesuatu martabat yang paling berharga melekat kepada manusia.

Setiap bulan september adalah kita #menolaklupa dan #merawatingat 

Ketika mengenang sejarah kelam, sejarah gelap dan luka demokrasi yang kita rasakan sampai hari ini. Ada bahagia yang terbungkus luka yang belum terobati (Bahagianya karna beberapa hak dan kebebasan yang bisa diperoleh dan dirasakan sampai hari ini namun lukanya adalah untuk mendapatkan kebahagiaan itu banyak korban yang meregang nyawa dalam merebutnya). 

Beberapa catatan kelam demokrasi, nyawa yang belum menemui keadilan yang sepantasnya yaitu Kasus Pembunuhan Munir dan beberapa aktifis korban penculikan.

Tepat dihari itu berita duka terungkap sejagat raya. Munir seorang pembebas dan pejuang keadilan, pelita bagi yang merasakan kelam pergi meninggalkan kita. Munir dibunuh pada 7 September 2004 dengan cara yang tragis dan tidak manusiawi. 

Munir diracuni menggunakan arsenik dalam penerbangan Garuda Indonesia dari Jakarta ke Amsterdam. Kasus pembunuhan Munir masih menjadi misteri, dan dalang di balik pembunuhan ini belum sepenuhnya terungkap. Pollycarpus Budihari Priyanto, seorang pilot Garuda, dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 14 tahun penjara. 

Namun, banyak yang beranggapan bahwa pembunuhan Munir merupakan pembunuhan politik yang melibatkan pihak-pihak lain. Dalam aturan UUD 1945 yang merupakan induk daripada aturan hukum sudah menjelaskan bahwa “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan segala penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karna tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan! Begitupun dengan hadirnya UUD 1945 merupakan representasi dari pada Penegakan HAM itu sendiri. 

Karna HAM adalah merupakan harkat dan martabat terakhir yang melekat pada diri manusia. Seperti hak-hak warga sipil untuk melanjutkan hidup, memperoleh kebebasan, keamanan, serta partisipasi dalam pembahasan politik. 

Namun realitas tidak berkata lain, ia yang seharusnya mendapatkan perlindungan sebagai warga negara sesuai dengan aturan dasar dan ideologi negara sangat jauh dan terlampau daripada implementasi. Ia justru mati bersama dengan gagasan-gagasan HAM yang dia perjuangkan dan beberapa diantarnya belum usai menemukan jawaban.

Ia menjadi korban kejahatan yang teorganisir. Engkau bisa saja meninggalkan kami dengan keadaan tragis namun kami percaya, dibalik gugurnya 1 batang pohon besar engkau telah menanam ribuan pucuk baru. Pucuk yang hari ini perlahan tumbuh yang selalu mempertanyakan keadilan HAM yang telah engkau perjuangkan. engkau tak akan pernah mati dan engkau abadi dijiwa kami. 

Dari jasad dan kisah tragismu menyisakan bekas dan luka dihati yang kami peringati sebagai September hitam yaitu Pembunuhan Munir menajdi Catatan Luka Demokrasi. Kami banyak belajar bahwa negeri yang kaya ini kepintaran bukan lagi dikatakan sebagai keberkahan dan anugerah, Tetapi bisa dicap sebagai ancaman bagi yang berbuat kedzaliman. 

Kejahatan yang terorganisir bisa melenyapkan jasad namun tidak dengan kebenaran! Kebenaran akan terus abadi, terus hidup, dan akan senantiasa berlipat ganda. Darimu dan beberapa aktifis yang gugur kami belajar slogan yang terpatri dijiwa kami.

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang!

Suara dibungkam tanpa pernyataan!

Kritik dilarang tanpa alasan!

Dituduh subversif dan menggangu keamanan!

Maka hanya ada 1 kata!

“LAWAN”

#RESETINDONESIA #menolaklupa #MERAWATINGAT

Tags:
  • Opini
Bagikan:
Baca juga
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Berita terkait
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Berita terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Tampilkan lebih banyak
Most popular
  • Presiden Prabowo Reshuffle 5 Menteri Kabinet Merah Putih, Ini Nama-namanya

    08 September
    Presiden Prabowo Reshuffle 5 Menteri Kabinet Merah Putih, Ini Nama-namanya
  • Wanita Muda Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Wisma Dua Pitue Sidrap

    06 September
    Wanita Muda Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Wisma Dua Pitue Sidrap
  • Tak Pernah Capai Rp 1,9 Miliar PAD Parkir, Aryun: Kami Minta Pimpinan Kaji Ulang Target Ini

    09 September
    Tak Pernah Capai Rp 1,9 Miliar PAD Parkir, Aryun: Kami Minta Pimpinan Kaji Ulang Target Ini
  • Prabowo Lantik Menteri Baru Usai Reshuffle, Kursi Menko Polkam dan Menpora Dibiarkan Kosong 

    08 September
    Prabowo Lantik Menteri Baru Usai Reshuffle, Kursi Menko Polkam dan Menpora Dibiarkan Kosong 
  • Imbas Ganti Menkeu, Nilai Kurs Rupiah Makin Terjun Bebas

    09 September
    Imbas Ganti Menkeu, Nilai Kurs Rupiah Makin Terjun Bebas
Rupa Mata
Rupa Mata
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
Copyright © 2025 Rupa Mata. All rights reserved.